Rabu, 19 November 2008

Kampoeng Tempoe Doeloe


Pada tanggal 27-29 Oktober 2008 untuk mengisi peringatan Dies Natalis ke-46 Universitas Kristen Duta Wacana, Arsitek mengadakan pameran maket dengan nama “Gelar Karya Mahasiswa Kampoeng Tempoe Doeloe”. Pameran ini memamerkan beberapa karya dari mahasiswa Arsitektur saperti: maket, gambar sketsa, susunan geometri, dan gambar perancangan. Dengan mengambil suasana kampung diharapkan agar anak-anak Arsitek dapat memberikan kesan beda tetapi merakyat bagi tiap pengunjung. Tema Kampung diusung juga karena melihat perkembangan jaman yang makin hari makin modern sehingga sangat sedikit kita temui suasana sebersih dan seindah kampong tempo dulu. Oleh sebab itu para panitia mencoba mengusung kampong sebagai tema dan mencoba membuat kampung khayalan mreka sendiri.

Menurut saya pribadi, “Kampoeng Tempoe Doeloe” sangat menarik untuk dijadikan tema dalam gelar karya mahasiswa. Karena bagi saya dengan diambilnya tema dan dekorasi ruang seperti suasana kampong, membuat saya serasa berada di kampung halaman saya. Terlebih dengan adanya Gazebo-gazebo dari bambu yang menjadi salah satu perlengkapan pameran ini membuat saya menjadi rindu berkumpul dengan teman-teman saya di kampung, dimana kami biasa berkumpul bersama di gubug belakang rumah teman saya.sembari menikmati hawa sejuk areal persawahan.

Tetapi, secara keseluruhan saya merasa bahwa dekorasi-dekorasi yang ada belum memenuhi kriteria sebagai kampong tempo dulu. Hal ini saya simpulkan karena dekorasi ruang ini hanya menonjolkan Gazebo saja, dimana objek-objek dikampung masih belum dapat dirasa kuat jika hanya diwakili oleh Gazebo saja. Meski sudah ada penambahan Gerbang tanaman pada pintu masuk, pagar bambu yang dihiasi dengan lampu minyak pada jalan masuk, serakan daun pada tiap tempat meletakkan maket, tempukan gabah pada Gazebo tengah, hingga teman-teman membuat dua pasang batu bata yang disusun sebagai kuburan khayalan disudut ruang, Tetap saja karakter kampung belum terasa kuat. Tetapi meski suasana kampung belum bisa dirasakan kuat, saya tetap merasakan adanya suasana yang berbeda di Atrium ini. Dimana yang sebelumnya Atrium hanya sebuah tempat berkumpul biasa dengan bangku-bangku untuk duduk pada bagian sudut-sudut ruang itu, tiba-tiba telah berubah menjadi sebuah kampung khayalan yang diciptakan anak-anak Arsitek.

Dari sekian aspek yang ada, hal yang paling membuat saya merasa teduh dan nyaman adalah dengan adanya Gazebo utama, yang rencananya berfungsi sebagai panggung untuk acara inagurasi pada malam terakhir. Dengan adanya Gazebo ini, saya dan teman-teman memiliki tempat baru untuk melepas lelah setelah kuliah. Oleh sebab itu, Gazebo dapat berfungsi sebagai alternative baru bagi kami untuk beristirahat dan melupakan sejenak tugas-tugas kuliah yang cukup melelahkan. Memang dalam acara pameran ini teman-teman dekorasi membuat tiga buah Gazebo dengan satu sebagai panggung utama yang berukuran paling besar, sedangkan dua lainnya yang berukuran lebih kecil sebagai tempat meletakkan barang-barang pameran baik itu berupa gambar sketsa maupun karya-karya geometri anak Arsitek 2008, dikarenakan ukurannya yang lebih besar, maka tempat yang paling asik untuk berkumpul adalah Gazebo utama. Dengan model dan ruang yang lebih besar. Oleh sebab itu gazebo utama adalah tempat yang paling cocok bagi saya untuk berkumpul dengan teman-teman. Baik hanya sebagai tempat berkumpul, istirahat, bermain kartu, maupun bermain gitar dan bernyanyi bersama. Sehingga gazebo dapat berfungsi dengan baik sebagai tempat berinteraksi bersama teman-teman saya.

Selain itu ada beberapa hal yang dapat saya tangkap sebelum pameran ini diadakan. Saat saya ikut membantu dalam dekorasi, ternyata saya juga menemukan susana kampung saat mendekor Atrium ini menjadi kampung khayalan. Karena dalam bekerja, teman-teman saling gotong royong dan pantang menyerah untuk mewujudkan khayalan mereka, bahkan kami sampai ada yang tidak tidur dan bersama-sama menginap di kampus agar pekerjaan ini cepat selesai. Semua itulah beberapa ciri warga kampung yang dapat saya temukan dalam diri teman-teman dimana mereka sangat menjunjung tinggi kekeluargaan dan kerjasama. Tidak tau mengapa tiba-tiba saya berpikir tentang perilaku mereka dalam bekerja, karena bagi saya suasana kampung tidak hanya terdapat pada dekorasinya saja tetapi perilaku warganya juga sangat khas dan memiliki karakter yang kuat.

Selain itu saya juga menemukan ada sesuatu yang sempat menarik perhatian saya. Dalam uraian diatas saya sempat menyinggung dua buah kuburan yang diciptakan oleh teman-teman dekorasi. Benda ini membuat saya tertawa tapi kagum. Karena bagi saya objek ini merupakan pemanis dalam dekorasi, terlebih jika kita menikmati suasana kuburan ini pada malam hari dimana suasana kampus yang telah sepi dan lampu sorot pada ruang Atrium dihidupkan maka suasana malam pada kampung sangat terasa. Karena di daerah saya memang tiap kampung memiliki area makam sendiri-sendiri. Oleh sebab itu anak-anak dekorasi mencoba mengangkat kuburan sebagai salah satu objek dekorasinya. Terlebih dengan penataan kuburan itu yang ditaburi bunga dan tidak lupa serakan-serakan daun kering disekitarnya yang terkesan seperti daun-daun pohon yang berguguran. Bahkan dengan diberi dupa diantara dua kuburan itu sempat membuat saya berdecak kagum, mengapa begitu? karena sempat juga pada saat tengah malam saya merasa agak merinding ketika menikmati suasana disekitarnya. Jadi, meski terkesan sederhana tetapi bagi saya kuburan itu adalah suatu objek yang unik.

Dari papran saya diatas, secara keseluruhan tema dan dekorasi yang mengankat suasana kampung adalah suatu hal yang bagus dan berani. Terlebih pada jaman sekarang, karakter kampung tempo dulu semakin sedikit kita temui. Oleh sebab itu, selain memamerkan karya-karya Arsitektur, para panitia juga ingin mengajak para pengunjung menikmati sejenak betapa indahnya suasana perkampungan yang mulai hilang dimakan jaman lewat kampong khayalan bernama “Kampoeng Tempoe Doeloe”.

Itulah hal-hal yang dapat saya ceritakan saat saya mengikuti Gelar Karya Mahasiswa dengan tema “ Kampoeng Tempoe Doeloe” . Selain membuat saya memperoleh hal baru untuk dipandang dan dinikmati, saya dihibur dengan suasana kampung yang telah lama saya rindukan. Selain itu saya juga dapat menikmati beberapa karya mahasiswa Arsitektur meski salah objek yang dipamerkan juga merupakan pekerjaan saya.

Jadi secara keseluruhan, saya mengucapkan terima kasih bagi teman-teman Arsitek semua yang telah bekerja bersama-sama dalam mewujudkan sebuah khayalan menjadi suatu hiburan yang menyenangkan.

Tuhan Yesus memberkati